Seni Teater
Seni Teater
Seni Teater termasuk salah satu kesenian yang ada yang dipentaskan di panggung, secara spesifik seni teater merupakan seni yang menampilkan sebuah cerita dengan gerak, tari, dan nyanyian yang di pertunjukan dengan dialog.
Teater diambil dari kata Yunani, Theatron yang artinya tempat atau gedung pertunjukan, ada banyak contoh teater di Indonesia salah satunya adalah Teater Ketoprak berasal dari Surakarta dan berkembang di Yogyakarta.
Teater Gerak
Teater gerak lebih banyak membutuhkan ekspresi gerak tubuh dan mimik muka dari pada wicara. Pesan yang tidak disampaikan secara verbal membutuhkan keahlian tersendiri dalam mengolahnya. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggarap teater gerak adalah sebagai berikut.
- Sutradara mampu mengeksplorasi dan menciptakan gerak sesuai dengan makna pesan yang hendak disampaikan.
- Memahami teori komposisi dan koreografi dasar tari serta pengaturan permainannya.
- Mewujudkan bahasa verbal dalam simbol gerak.
- Mewujudkan ekspresi emosi atau karakter peran melalui mimik para aktor karena keterbatasan bahasa verbal dalam teater gerak.
- Mengerti kaidah musik ilustrasi.
- Jika pemain dalam jumlah banyak, maka pengaturan blocking harus lebih teliti.
- Jika pemain sedikit, maka motif gerak harus lebih variatif dan menyegarkan.
Teater Boneka
Teater boneka memiliki karakter yang khas tergantung jenis boneka yang dimainkan. Berikut beberapa langkah yang perlu diperhatikan sutradara dalam mementaskan teater boneka.
- Mampu memainkan boneka dengan baik, karena banyak jenis boneka dan masing-masing membutuhkan teknik khusus dalam memperagakannya.
- Mampu mengisi suara sesuai dengan karakter boneka secara konsisten.
- Mampu menghidupkan ekspresi boneka yang dimainkan.
- Jika banyak pemain boneka, maka harus mampu mengatur adegan agar pergerakan boneka tidak saling menggangu.
- Jika pemain sedikit, maka harus mempu mengisi suara dengan karakter yang berbeda.
- Mampu membangun kerjasama antara pemain boneka secara teknis dan emosi.
Teater Dramatik
Pementasan teater dramatik membutuhkan kerja keras terutama terkait dengan acting pemeran. Hal ini dikarenakan tuntutan pertunjukan teater dramatik yang mensyaratkan laku aksi seperti kisah nyata, maka sutradara harus benar-benar jeli dalam menilai setiap aksi para pemeran. Demikian juga dengan suasana kejadian, semua harus tampak natural, dan tidak dibuat-buat. Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menggarap teater dramatik.
- Memahami dinamika atau ketegangan lakon yang naik turun atau tensi dramatik.
- Memahami sisi kejiwaan karakter peran dan mewujudkannya dalam laku aktor di atas pentas.
- Mampu meningkatkan kualitas pemeran aktor untuk menghayati pemeran secara optimal.
- Mampu menghadirkan laku cerita seperti sebuah kenyataan hidup.
Drama Musikal
Kemampuan Multi harus dimiliki seorang sutradara jika hendak mementaskan drama musikal. Bahasa ungkap yang beragam antara bahasa verbal, lagu, gerak dan musikal harus dirangkai secara harmonis untuk mencapai hasil mekasimal. Beberapa hal yang perlu diperhartikan sutradara dalam drama musikal adalah sebagai berikut.
- Mengerti karya musik dramatik karena peranan musik sangat dominan dalam drama musikal.
- Mengerti lagu dan nyanyian, karena peranan dialog verbal digubah dalam bentuk lagu dan diucapkan melalui nyanyian.
- Mampu membuat gerak dan ekspresi berdasarkan karya musik.
- Mampu membuat gerak, komposisi, dan koreografi dalam satu adegan cerita.
Teatrekalisasi Puisi
Menciptakan karya teater berdasarkan puisi yang bercerita membutuhkan keahlian tersendiri karena sifat puisi berbeda dengan lakon (sastra drama). Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pementasan teatrikalisasi puisi.
- Memahami karya sastra dalam bentuk puisi.
- Memahami teknik membaca puisi.
- Mewujudkan makna puisi dalam gerak, ekspresi, dan laku aktor.
- Mengubah puisi dalam bentuk koreografi atau nyanyian.
- Menghadirkan musik ilustrasi yang tepat.
Unsur Unsur Teater
1. Unsur Internal
-Lakon / Naskah
-Pemeran / Aktor
-Sutradara
-Pentas / panggung
-Kostum
2. Unsur Eksternal
Unsur Eksternal Teater adalah segala yang berkenaan dengan di luar pemintasan. Unsur eksternal teater antara lain: staf produksi, Direktor/ sutradara, Produser/ pimpinan produksi, Stage manager,
Desainer, dan Crew.
-Staf Produksi
-Direktor/ sutradara
-Stage manager
-Desainer
-Crew
Penokohan dalam Seni Teater
Peran Protagonis
Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita.
Peran Antagonis
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis.
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis.
Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis.
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis.
Karakter di bagi menjadi tiga bagian menurut kedudukannya di dalam cerita:
1. Karakter Utama (Main Character)
Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari penonton dan menjadi pusat perhatian penonton.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.
Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari penonton dan menjadi pusat perhatian penonton.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.
2. Karekter Pendukung (Secondary Character)
Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard di dalam sebuah cerita.
Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard di dalam sebuah cerita.
3. Karakter Figuran (Incedentral Character)
Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka sering disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau penjual bakso keliling.
Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka sering disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau penjual bakso keliling.
Komentar
Posting Komentar